Cinta yang kumiliki kini ibarat buku
dari sampul hingga lembaran terakhir adalah alur yang harus
kulewati
halaman pertamapun masih bertuliskan daftar, yang mana mau tidak mau itu akan terjadi
Aku hanya bisa membaca, memahami dan merasakan tiap halamannya
tanpa harus aku ubah isinya
akupun cukup menandainya jika itu penting, ataukah menyobeknya
jika itu perlu
Marah, jengkel, egois, bahkan tersenyum dan diampun mewarnainya
Air mata pun jika harus mengiringnya dalam rasa haru, maka
biarlah ia larut didalamnya
Walaupun sederhana, bukan berarti putus asa dalam memiliki
aku harus membawa "rasa" dalam memaknai cinta
sebab rasa yang jiwaku miliki, adalah anugerah
dan tak ingin anugerah yang diberikan hanya untuk mengukir
kemunafikan semata, tapi untuk sebuah kejujuran
Hingga saat ini, lembaran yang terbuka kuberi tanda agar
teringat bahwa pada masa itu adalah waktu dimana aku mengenali
dan bertekad.
cita-cita adalah tujuan dan kujadikan tujuan itu untuk selamanya
kemarin aku ketawa
kemarin aku kecewa
kemarin aku bahagia
dan kemarin aku menangis
dan jika kemarin aku tidak menasehati
maka akupun takkan berani untuk menyukai
bila air mata menetes, biarlah!
karena tangisan adalah renungan
bukan untuk penyesalan
takkan ada yang bisa menggantikan dirimu
sebab itu pasti
dan kepastian adalah milikNya
Amin.
No comments:
Post a Comment